Lowongan Kerja Online

Sayap Lulu Ulat



 Lobi punya teman baru. Namanya Lulu ulat. 

“Apa kau mau aku mencarikanmu daun lagi?” tawar Lobi.“


Tidak usah, terimakasih,” jawab Lulu ulat, ramah. “Aku lebih suka mencari daun sendiri.”

“Baiklah.” Lobi duduk di ranting kecil tak jauh dari tempat Lulu Ulat makan. “Kau tidak kesepian?” tanya Lobi karana hanya ada satu ekor ulat di atas pohon alpukat ini.


“Kau datang menjenguk aku, bagiku sudah cukup,” jawab Lulu ulat, berjalan gemulai menelusuri dahan kecil untuk mengambil daun segar di ujung ranting.


Sebenarnya rumah Lulu ulat berada di taman seberang. Ia terbawa hanyut air sungai setelah terjatuh dari dahan. Lobi yang tak sengaja melihat Lulu terhanyut, berusaha menolong. Maka, di pohon alpukat inilah Lulu ulat kini berada.  

Koaak, koaak, Koaak! Seekor burung meluncur dari kejauhan.

“Oh tidak!” teriak Lulu ulat. “Lobi! Tolong! Aku tidak belum bisa berjalan cepat! Burung itu bisa memakanku!”

“Ah, apa?!” Lobi terbang mendekati Lulu Ulat. “UHGT!” Lobi berusaha mengangkat tubuh Lulu Ulat yang besar.

Koaaak! Wuuz..! Burung itu menyambar. Prak! Paruh burung mematahkan ranting tempat Lulu ulat dan Lobi berpijak.

 “Aarrg!” Brug! Lobi dan Lulu ulat terjatuh ke atas tanah. “Masuk ke dalam tanah, lobi!” seru Lulu ulat.

Lobi lalu mengikuti Lulu Ulat masuk ke dalam sebuah lubang.
Koaak! Koaak! “Hyaa!” Lobi memeluk tubuh Lulu ulat. Parung burung terlihat begitu menyeramkan bagi lobi dilihat dari dalam lubang.

Setelah beberapa lama, burung itu pun pergi.
“Ayo kita keluar,” ucap Lulu ulat, menuntun Lobi keluar dari lubang.

“Tapi, bagaimana jika burung itu datang lagi?”

“Tenang saja. Aku akan mencari tempat persembunyian di pohon ini yang sulit digapai oleh burung tadi. Sudah terlalu sore, Lobi. Sebentar lagi malam. Sudah saatnya kau pulang.”

“Baiklah,” ujar Lobi patuh. “Semoga Allah menjagamu, Lulu,” ucap Lobi sembari terbang dan melambaikan tangan.

Lulu ulat balas melambai. “Sama-sama, semoga Allah selalu menjagamu, pula. Dan terimakasih untuk kunjugannya.”


Esok paginyanya, Lobi kembai mengunjungi Lulu ulat. Tapi, ko? Lulu ulat tidak ada di atas pohon ya?

“Luluuu, dimana kau?” Lobi terbang mengintari pohon alpukat. “Luluuu, dimana kau?” Lobi terus memanggil dan mencari. Namun tidak ada sahutan.

Apa burung itu telah memakan Lulu ulat? Wajah Lobi seketika berubah pucat pasi.             Atau ada Koko kelelawar lewat dan menemukan Lulu Ulat di atas pohon dan...

Ah! Tidak! Lobi benar-benar cemas. Andai saja tadi malam ia mengajak Lulu ulat menginap di rumahnya yang hangat.

“Luluuu, dimana kau?” Lobi sekali lagi terbang mengintari pohon alpukat berharap Lulu ulat masih ada.

Brug! “Aduh!” Lobi tak sengaja menabrak sesuatu yang menggantung.

“Halo lobi,” benda menggantung itu mengeluarkan suara. “Ini, aku Lulu ulat. Aku sedang bermetamorfosis menjadi kepongpong.”

“Ah, Lulu...,” Lobi yang girang langsung memeluk Lulu Ulat. Ups, mungkin namanya sekarang Lulu kepongpong kali ya?

Lulu ulat dahulu hanya sebutir telur bening kecil. Setelah menetas, ia berubah menjadi larva ulat. Hanya memerlukan waktu beberapa hari, Lulu yang rajin makan berubah menjadi berbadan besar. Setelah masa ulat selesai, Lulu ulat akan berubah menjadi kepongpong.

“Lobi. tiga hari ini aku tidak bisa menemanimu bermain. Kembalilah tiga hari lagi, Aku harap wujud baruku bisa membuatmu senang.”

“Baiklah,” ujar Lobi patuh.

Tiga hari kemudian, Lobi lebah menemui Lulu ulat lagi. Ow! Apa yang sedang Lulu ulat lakukan? Ia mencoba keluar dari lubang kepongpongnya yang kecil. Padahal Tubuh lulu ulat kan sangat besar.

“Biar aku bantu, Lulu,” tawar Lobi, ingin menolong.

“Tidak usah, terimakasih. Aku bisa melakukannya sendiri. Lagi pula, memang aku harus melakukannya sendiri. Urgh...,” Lulu ulat mengaduh sakit

Uh, Lobi yang selalu ingin menolong merasa sangat kasihan pada Lulu ulat yang terlihat kesakitan mencoba keluar dari lubang kepongpong yang sangat kecil. Tapi, apa ulat-ulat lainnya juga mendapat bantuan saat mencoba keluar dari lubang kepongpong?

Tubuh lulu ulat perlahan-lahan keluar. Awalnya tubuh lulu ulat diselimuti cairan bening. Tapi, setelah cairan bening itu hilang. Brash! Lulu ulat mengembangakan sayap barunya yang berwarna merah.

“Wuaaah! Cantiknya!” Puji lobi lebah. Lulu ulat tersenyum. Ups, namanya saat ini adalah Lulu Kupu-kupu.

“Lobi, Allah itu sering kali memberi kita ujian yang menyulitkan. Kadang kita merasa kesal. Tapi sebenarnya Allah sedang membentuk kita menjadi makhluk lebih indah. Seperti itulah fungsi lubang sempit di ujung kepongpong.”

Lobi mengangguk faham.
“Sekarang, Yu, kita terbang bersama!” seru Lulu
“Hayu...” Sahut Lobi
         

By: Intan Permata

Dapatkan cerita-cerita seru lainnya dalam buku Lobi LebahSi Pemberani
Mau intip isi buku? Silahkan klik tulisan ini


Senang dengan cerita di atas? Mau beragam cerita anak lainnya sebagai inspirasi kisah berhikmah? Yok langganan artikel blog ini. Gratis!

Caranya gampang Tinggal klik suka di Fan Page di sidebar sebelah kanan. atau bisa klik disini. setelah itu akan muncul jendela pop up. klik like/jempol. atau lewat email dengan cara klik disini

2 komentar

secara umum bagus n kreatif..
cuma kok aku ngantuk ya lama2 baca blogmu...
:D

makasih, nice share... :)

Reply
Si pemilik blog say mod

ow... mm.. begitu ya. (= +) biar gak ngantuk dikasi api gitu? hehe. apa karena kepanjangan ceritanya ato memang kurang greget? huft. Thanks ya aziz bwt masukannya. Sangat-sangat-sangat dicerna ( = =)''

Reply

Posting Komentar

komentar di sini: