“Ikuti aku,”
ujar Tutu Tetes Air, menggandeng tangan Lobi Lebah. “Sebentar lagi kita akan
bergabung dengan rombongan tetes air dalam awan.”
Lobi mengangguk
patuh. Ia kini berada dalam ribuan tetes air yang membentuk gelembung awan.
Wuuuzz... Bombom
Paman Angin menghembuskan angin besar, menggerakan gumpalan awan ke atas sebuah
daratan.
“Setelah Bombom
Paman Angin menggiring kami ke tempat-tempat yang telah disampaikan oleh para
Malaikat, kami para tetes air menunggu pesan letak dimana kami akan turun di
permukaan bumi.”
Wush.... Angin
sejuk menerpa wajah Lobi lebah.
“Angin tadi
adalah surat kilat dari para malaikat, memberi tahu tugas kami dimana kami akan
membasahi bumi. Hayo kita terjuun!!!” Tutu Tetes Air memegangi tangan Lobi
lebah
Mereka meluncur
kencang!!
“Huaaa!!!” Lobi
lebah yang ketakutan memeluk Tutu Tetes Air.
“Ahahaha...
Wuih! Menyenangkan!” teriak Tutu Tetes Air malah bergembira.
Buzz!! Blup,
Blup, blup. Lobi dan Tutu Tetes Air terjatuh kedalam sebuah danau besar.
“Ke sana!” Tutu
Tetes Air yang memegangi tangan Lobi, meluncur kencang ke arah riak air. Mereka
berenang diantara ikan-ikan dan tumbuhan danau.
Wuzz!! Lobi dan
Tutu tetes Air terbawa arus arum jeram, membentur batu-batu, melewati celah-celah
sempit sungai, jatuh dalam derasnya air terjun, tergulung-gulung dalam buih air
kemudian mengalir tenang dalam aliran air sungai.
“Ahahaha...!!
Wiiihiii! Menyenangkan bukan?” teriak Tutu Tetes Air, girang.
Lobi lebah
menggeleng-gelengkan kepala. Wajahnya tampak pucat karena mual dan ketakutan.
“Ahahaha...!!
Nikmati saja perjalanannya Lobi. Sebentar lagi kita akan sampai di tempat
tujuan. Hidup itu akan terus mengalir bagai air. Semua makhluk memiliki tugas
dan perannya masing-masing. Setelah tugas dan perannya selesai, sesungguhnya
hanya kepada Allah kita kembali.
Seperti halnya
Tuan Jam. Tugasnya adalah berdetak, memberitahu kita akan waktu yang berjalan.
Setelah dia pergi, tak ada gunanya kau bersedih. Karena tugasmu sebagai lebah
sudah menanti.”
Lobi lebah
terdiam
Tutu Tetes Air
tersenyum.”Sebentar lagi perjalanan kita akan berakhir.”
Palm, Lobi dan
Tutu tetes Air tersangkut pada sirip seekor ikan. Crash! Seekor burung
menangkap ikan itu dan... “wuaaah!!” Lobi lebah ketakutan. “Wuiiih..
hahaha...,” Tutu tetes Air tertawa girang. Mereka berdua terpelangting ke
udara.
Brug! Lobi lebah
dan Tutu tetes Air mendarat di sebuah kelopak mawar.
“Selamat tinggal
Lobi... Ku harap setelah ini kau bisa lagi ceria..” Tutu tetes air melambaikan
tangan kemudian jatuh ke atas tanah dan meresap ke dalam.
Hiks. Lobi
terisak sedih. Padahal ia baru merasa senang mendapat teman baru.
Plup! Sebuah
kecambah muncul dari tanah tempat Tutu Tetes Air jatuh.
“Huaa...
Cantiknya!” ujar Lobi, terkesima. Ia pun mengusap air mata.
Suka dan tertarik dengan cerita
diatas?
Dapatkan cerita-cerita seru lainnya
dalam buku Lobi Lebah Si Pemberani
Mau beragam cerita anak lainnya sebagai inspirasi kisah
berhikmah? Yok langganan artikel blog ini. Gratis!
Caranya
gampang Tinggal klik suka di Fan Page di sidebar sebelah kanan. atau bisa klik
disini. setelah itu
akan muncul jendela pop up. klik like/jempol. atau lewat email dengan cara
klik disini
3 komentar
good
Replywuiiiiiis.... bagus baget tan. imajinatif! good. kembangin terus bakat nulisnya yat tan. SMANGAT
Replymakasi nunii.. buku ke dua insya Allah segera meluncur
ReplyPosting Komentar
komentar di sini: