Lowongan Kerja Online

Tutu Tetes Air


Seminggu ini Lobi banyak melamun di pinggir sungai. Ia masih sedih dengan kepergian Tuan Jam.

”Hai!” sebuah suara terdengar di terlinga Lobi.

”Siapa?” tanya Lobi.

”Aku. Tutu Tetes Air. Lihat ke atas!”

Lobi mendongakan kepala ke atas. Sebuah tetes air bergelantungan di ujung daun.

”Hai!” Tutu Tetes Air tersenyum lebar. “Siapa namamu?”

“Namaku Lobi.”

“Haha. Lobi? Nama yang lucu. Seperti nama sebuah makanan. Mengapa kau berwajah murung, Lobi? Anak sepertimu seharusnya selalu berwajah ceria!Hahaha” ujar Tutu Tetes air sembari menari-nari di bibir daun. 

Lobi tidak menjawab. Ia kembali berjongkok, menundukan kepala dan melamunkan Tuan Jam.

”Semalam saudara-saudaraku yang turun dari langit membawa pesan bahwa Tuan Jam baik-baik saja. Ia bahkan menikmati tempat barunya di taman yang sangat indah.”

”Bagaimana kau tahu kalau aku sedang memikirkan Tuan Jam?” tanya Lobi, heran.

”Haha. Tentu saja aku tahu. Sesama air kami saling memberi pesan. Kami perlu kerjasama agar tugas besar terlaksana.”

”Tugas besar?” tanya Lobi penasaran. ”Boleh aku tahu tugas seperti apa?”

”Hahaha.. Tentu lebah kecil. Pegang tanganku! Aku akan mengajak kau berpetualang!”

Lobi memegang tangan Tutu Tetes Air, tiba-tiba.. Wuuzzz..... Lobi dan Tutu Tetes Air terjatuh ke dalam dunia penuh air! Tubuh Lobi dan Tutu Tetes air diselimuti gelombang bening.

”Dimana ini?” tanya Lobi.

”Kita sedang di dalam samudera. Samudra adalah kumpulan air terbesar di bumi. Mmm... sebenarnya 2/3 bumi sendiri ditutupi air. Kau mengertikan maksudku dengan 2/3? Jika bumi dipotong menjadi tiga bagian, 2 potongnya adalah air.”

“Oh, begitu kah?” ujar lobi penasaran.

“Kami yang berjumlah banyak ini sebenarnya sudah diatur oleh Allah agar dapat membasahi bumi tanpa merusaknya dan memenuhi kebutuhan manusia, hewan dan tumbuhan karena tanpa meminum air, mereka semua dapat mati.”

“Oh, begitu kah?” ujar lobi ingin tahu lebih banyak lagi.

“Ya. Manusia dapat bertahan satu minggu tanpa makanan. Namun akan mati kehausan jika dua hari tidak meminum air. Pohon-pohon tidak akan berbuah dan bunga-bunga tidak akan bermekaran tanpa menyerap air. Dan lebih banyak hewan yang hidup dalam air daripada di daratan.”

“Oh, begitu kah?” Lobi jadi semakin ingin tahu.

“Ayo kita ke sana!” Wuzzz.... Tutu Tetes Air mengajak Lobi meluncur ke tepian pantai.

“Angin berhembus menciptakan ombak. Ombak besar yang menggulung di udara menghasilkan buih dan percikan air. Buih dan percikan air yang terkena cahaya Tuan Matahari akan menguap, terbang dan berkumpul di langit sebagai awan.”

Plup! Tutu Tetes Air berubah menjadi partikel kecil dan meguap ke udara. 

Lanjut ke Tutu Tetes Air (2)


Senang dengan cerita di atas? Mau beragam cerita anak lainnya sebagai inspirasi kisah berhikmah? Yok langganan artikel blog ini. Gratis!

Caranya gampang Tinggal klik suka di Fan Page di sidebar sebelah kanan. atau bisa klik disini. setelah itu akan muncul jendela pop up. klik like/jempol. atau lewat email dengan cara klik disini



Posting Komentar

komentar di sini: